Kamis, 21 April 2016

Mujiyono; Dari Tukang Bakso, Hingga Pekerja Bangunan

Oleh: Rizky Agustian

JAKARTA – FORMEN, Tuntutan zaman menjadi motivasi bagi banyak orang untuk meraup untung sebanyak-banyaknya, terlebih karena kebutuhan yang kian hari kian menggunung. Berbagai macam cara ditempuh demi menghidupkan keluarga, salah satunya menjadi pekerja bangunan.

Adalah Mujiyono (43), buruh pekerja bangunan asal Purworejo, Jawa tengah, yang memutuskan merantau ke Jakarta demi mencukupi kebutuhan hidup. Berbekal selembar ijazah SD, ia membulatkan tekad untuk merantau ke kota yang menjadi pusat perekonomian negara tersebut.

“Waktu itu saya nekad mas, yang penting keluarga di kampung bisa makan. Pertama kali sampai Jakarta tahun 1995, umur 22. Waktu itu istri saya tinggal di kampung, lagi hamil anak pertama,” kenangnya dengan logat medhok.

Sesampainya di Jakarta, berbagai macam pekerjaan ia jajal. Mulai dari menjual bakso di bilangan Senen, Jakarta Pusat, hingga menjadi tukang kredit baju keliling. Semua ia lakukan demi keluarga tercinta.

Akan tetapi, keberuntungan tidak menerpanya, usaha yang ia bangun kerap kali jatuh bangun. Namun, pria kelahiran Purworejo, 43 tahun silam ini tak patah arah.

Berkat relasi yang ia bangun saat berdagang, salah satu temannya merekomendasikan dirinya untuk bekerja sebagai buruh kerja bangunan. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia memutuskan untuk berkarir sebagai pekerja bangunan.

“Tahun 2008 saya mulai jadi kuli, ya sampai sekarang. Kata orang-orang, ‘ngapain jadi kuli, capek,’ tapi saya nikmatin aja. Yang penting pemasukan lancar, ga mikirin untung rugi,” ujarnya.

Saat ditanya tentang penghasilan, ia mengaku cukup untuk membiayai hidupnya di Jakarta,  istri di kampung halaman, dan anaknya yang masih bersekolah.


“Kadang suka kangen anak istri di kampung mas. Pulangnya paling cepet setahun sekali, tergantung proyeknya selesai cepet atau lama,” ujarnya sembari menunjukkan foto keluarganya yang ia simpan di dompet.

0 komentar:

Posting Komentar